Skip to content

Instantly share code, notes, and snippets.

@toopay
Last active January 1, 2016 17:29
Show Gist options
  • Save toopay/8177499 to your computer and use it in GitHub Desktop.
Save toopay/8177499 to your computer and use it in GitHub Desktop.
Tentang Group, LSM dan Asosiasi (Developer) : Apa yang kita perlukan? [Pandangan tentang rencana pelembagaan PHP Indonesia]

TL;DR;

Yang kita perlukan, sebagai developer bukanlah birokrasi melainkan komunitas (yang organik).

Dengan kata lain, values yang kita junjung mestilah :

  • Meetup, Drink-Up (ngopi atau nge-bir bareng), IRC dan Forum yang aktif, lebih baik daripada Rapat
  • Organizer, lebih baik daripada Presiden Atau CEO
  • Co-working space, lebih baik daripada inkubasi

Sebagai konsekuensi-nya, legalitas badan hukum ataupun bentuk formal lain, diperlukan (dan hanya diperlukan) sejauh dia mendukung tumbuhnya kegiatan komunitas yang organik.

Hacker Ethics

for beings that can think and learn, sharing useful knowledge is a fundamental act of friendship. When these beings use computers, this act of friendship takes the form of sharing software…. This spirit of goodwill—the spirit of helping your neighbor, voluntarily—is society's most important resource. It makes the difference between a livable society and a dog-eat-dog jungle. Richard Stallman (pendiri gerakan perangkat lunak bebas, proyek GNU, dan Yayasan Perangkat Lunak Bebas)

Sebelum kita lebih jauh masuk ke bagian ini, penting untuk dipahamai terlebih dahulu istilah "Hacker" yang kita pakai disini. Sebagaimana yang disampaikan dengan sangat baik oleh Himanen, ada perbedaan serius antara Hacker dan Cracker. Yang disebut terakhir inilah yang menggunakan komputer untuk melakukan kejahatan, membobol e-commerce, menyebarkan virus, deface situs... secara umum menyebabkan kerusakan. Orang awam sering secara gegabah menyamakan Hacker dengan Cracker, dan tentu ini adalah kesalahpahaman yang serius. Hacker, menurut Himanen, adalah mereka yang menulis program secara antusias dan yang percaya (sebagaimana Eric Raymond jelaskan di "The Jargon File") bahwa berbagi informasi adalah hal yang baik, dan itu adalah kewajiban etis mereka - untuk membagikan keahlian mereka dengan menulis software open-source dan memfasilitasi akses terhadap resources IT, kapanpun hal tersebut dimungkinkan

Dalam menjelaskan perihal kenapa hacker mau bekerja dengan tanpa bayaran untuk membuat sesuatu seperti Linux, Linus Torvalds mengaitkannya dengan gerak kemajuan evolusi kerja (sebagai programmer - penulis software) itu sendiri : dari sekedar menulis software untuk bertahan (baca : makan), bergerak menjadi menulis software karena itu adalah bagian dari kehidupan sosial, dan pada akhirnya : menulis software hanya untuk hiburan. Yang terakhir disebut ini, menurut Torvalds, adalah motivasi terkuat dari hacker. Entertain/hiburan yang dimaksud disitu adalah termasuk passion dan kesenangan dari aktifitas menulis software, yang secara intrinsik menantang : hal yang membuat kita tetap terjaga larut malam karena kita menyukainya, bukan karena deadline.

Jika kita setuju dengan point diatas, konsekuensinya disatu sisi, kita akan melihat kultur universal dalam masyarakat kita sebagai "anti" etika hacker. Apa yang Max Weber deskripsikan dalam The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism telah menjadi bagian dari cara kerja kita (sebagai penulis software), sehingga kita akan selalu melihat kerja sebagai bagian dari bertahan hidup. Sebaliknya, disisi lain, etika hacker (bagi sebagian besar dari kita) akan muncul sebagai model yang lebih menarik - model baru yang melegakan.

Dalam ranah sosial-politik, etika hacker adalah penolakan terhadap asumsi bahwa bentuk-bentuk regulasi dan kontrol secara formal (betapapun baiknya hal tersebut tampak dari luar), sebab hal tersebut senantiasa memberi pesan bahwa setiap individu adalah orang yang belum cukup dewasa sehingga dia memerlukan bantuan dari supervisor. Etika hacker mengutamakan "information sharing" diatas segala macam bentuk supervisi.

Dinamika kekinian (terutama di ranah internet) semakin menunjukan bahwa perusahaan, industrialisasi, bahkan negara, berfungsi dan membentuk dirinya sendiri sebagaimana jaringan dinamis, dimana pekerja dan manajer senantiasa memprogram-ulang diri mereka dalam menjalankan tugas maupun tujuan yang baru. Dalam jejaring ini, pekerja tak harus lagi berada dalam perusahaan (dalam makna literal) sebab project berlangsung dalam jejaring. Dan dengan membesarnya jejaring ini menjadi lebih efisien dan "object-orientied", satu-satunya hal yang menjadi garansi seorang pekerja akan keberlangsungan dirinya, adalah kemampuannya untuk beradaptasi.

Pengalaman kolektif (PHPIndonesia) Surabaya

First Surabaya Meetup Diatas adalah momen, yang menjadi awal bagi rangkaian aktifitas komunitas PHP Indonesia di Surabaya. Seingat saya, hanya 10 orang yang datang dalam "cangkrukan" saat itu. Tak ada hal yang benar-benar serius, yang dibahas disana. Tapi seperti yang diyakini Rama Yurindra dan saya, ketika kami pertama kali berencana membentuk kolektif di kota Surabaya sebulan sebelumnya, bahwa sesuatu yang besar bisa berasal dari sekedar obrolan ndak jelas tampaknya adalah suatu harapan yang bersifat historik. Sejak pertemuan bulan Februari tersebut, kolektif surabaya sejauh ini telah mengadakan 9 kali meetup setiap bulan sejak Februari hingga akhir tahun 2013 dengan puluhan hingga ratusan partisipan di tiap event.

Hal-hal yang saya yakini, telah menjadi capaian selama 9 bulan belakangan ini bagi kami kolektif di Surabaya adalah :

  • Secara an-sich, mengenalkan "PHP Indonesia" sebagai sebuah komunitas, baik kepada pada praktisi IT pada khususnya, dan masyarakat IT pada umumnya.
  • Berangsur-angsur, memperbesar keanggotaan "riil" daripada komunitas. Terdapat-nya mekanisme kolektif, yang menjaga eksistensi dari komunitas itu sendiri : meetup rutin, drink-up dadakan, pair-programming sebelum event, dst.
  • Menghasilkan shared knowledge di bidang PHP secara khusus, dan pemrograman secara umum, lewat open-source code (lihat daftar repository yang memiliki prefix "PIM"), tech-talk, bentuk material lain.

Dan penting untuk diketahui, bahwa semua rangkaian kegiatan maupun capaian-capaian diatas, berjalan tanpa kolektif kami memiliki bentuk formal - akta notaris, nama LSM, dst - dan tanpa struktur yang rijit (tidak ada istilah ketua,bendahara,wakil ketua, dst). Semua hal, dilaksanakan secara kolektif dan dalam etika hacker (we're do it for fun).

Simpulan

Lihat bagian paling atas dari tulisan ini

Dengan berangkat dari dua bab diatas, maka untuk semakin memasifkan fungsi komunitas/group, adanya bentuk-bentuk legal formal menjadi hal yang tak ter-elakkan, di tengah masyarakat kita (Weberian Society). Dan dalam pandangan saya, langkah tersebut musti memperkuat komunitas kita, tanpa merubah "core" values kita sebagai komunitas yang bersifat sosial dan membuat kita terjebak dalam birokrasi yang gemuk dan tidak efisien.

Bentuk Yayasan atau PT, yang memback-up komunitas dari belakang (bukan melebur), saya lihat merupakan bentuk yang paling cocok untuk menjaga spirit sosial kita, ketimbang melebur keseluruhan komunitas kedalam LSM. Dan struktur organizer yang natural seperti yang ada saat ini - tanpa hirarki, tanpa susunan yang rijit - dengan satu atau dua orang koordinator tingkat pusat, sebagai representatif nasional - yang benar-benar dapat mencerminkan spirit komunitas kita - saya yakini, akan menjadi satu langkah maju, bagi kita kedepan

Referensi

  • The Hacker Ethic: A Radical Approach to the Philosophy of Business (2009 - Pekka Himanen, Manuel Castells, Linus Torvalds)
  • The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism (1905 - Max Webber)
Sign up for free to join this conversation on GitHub. Already have an account? Sign in to comment